Minggu, 23 Maret 2014

STOMATA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Jaringan epidermis merupakan jaringan terluar pada setiap organ tumbuhan, jaringan ini tersusun dari sel-sel yang merupakan modifikasi dari sel parenkim yang menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang, dan daun. Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis sel yang berbentuk pipih dan rapat. Jaringan epidermis berfungsi sebagai pelindung jaringan di dalamnya serta sebagai tempat pertukaran zat. Jaringan epidermis daun terdapat di permukaan atas dan permukaan bawah daun. Jaringan epidermis daun tidak mempunyai kloroplas kecuali pada bagian sel penutup stomata.
Stomata merupakan lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup. Sel penutup tersebut adalah sel-sel epidermis yang telah mengalami kejadian perubahan bentuk dan fungsi yang dapat mengatur besarnya lubang- lubang yang ada diantaranya. Stomata berfungsi sebagai jalan masuknya CO2 dari  udara pada proses  fotosintesis, sebagai jalan penguapan (transpirasi), dan sebagai jalan pernapasan (respirasi). Stomata sangat penting bagi tumbuhan karena pori stomata merupakan tempat terjadinya pertukaran gas dan air antara atmosfer dengan system ruang antar sel yang berada pada jaringan mesofil di bawah epidermis. Stomata sangat berperan dalam proses transpirasi dan fotosintesis dan sebagian besar  lebih terkonsentrasi pada permukaan bagian bawah daun, yang mengurangi transpirasi karena permukaan bagian bawah menerima lebih sedikit cahaya matahari dibandingkan dengan permukaan atas.
Ditinjau dari bentuk dan letak penebalan dinding sel penutup serta arah membukanya sel penutup menurut (Fahn, 1982), stroma terbagi atas tipe Amaryllidaceae, tipe gramineae, tipe mnium, tipe heleborus sedangkan ditinjau dari letak sel-sel penutup terhadap permukaan epidermis terbagi atas tipe paneropor, tipe kriptopor, tipe menonjol.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah percobaan mengamati stomata tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil.
1.2  Dasar Teori
1.2.1.      Epidermis
Epidermis adalah system sel-sel yang bervariasi struktur dan fungsinya, yang menutupi tubuh timbuhan. Struktur yang demikian tersebut dapat dihubungkan dengan peranan jaringan tersebut sebagai lapisann yang berhubungan dengan lingkungan luar. Adanya bahan lemak kutin dan kutikula dapat membatasi penguapan, pada dinding terluar menjadikannya kompak dan keras, sehingga dapat dianggap sebagai penyokonh mekanis. Di antara sel-sel epidermis terdapat derifatnya antara lain yang disebut  stomata, trikoma, sel kipas, sel silica dan sel gabus (Hidayat, 1995).

1.2.2 Stomata
Stomata adalah selah diantara epidermis yang diapit oleh dua sel epidermis khusu yang disebut sel penutup. Didekat sel penutup terdapat sel-sel yang mengelilinginya di sebut sel tetangga. Sel penutup dapat membuka dan menutup sesuai dengan kebutuhan tanaman akan transpirasinya, sedangkan sel-sel tetangga turut serta dalam perubahan osmotic yang berhubungan dengan pergerakan sel-sel penutup. Stomata terdapat pada semua bagian tumbuhan yang terdedah ke udara, tetapi lebih banyak terdapat pada daun (Pandey, 1982).
Stomata pada umumnya terdapat pada bagian-bagian tumbuhan yang berwarna hijau, terutama sekali pada daun-daun tanaman. Kadang stomata hanya terdapat dibawah permukaan daun, tetapi juga sering ditemui pada kedua permukaannya, meskipun lebih banyak terdapat dibawah permukaan daun.. Letak stomata yang berbeda pastinya akan mempunyai hasil pengeluaran yang berbeda. Struktur dari stomata dan epidermis disekitarnya juga akan berbeda. Perbedaanyang terjadi merupakan salah satu cara tumbuhan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (Dwijoseputro, 1984).

1.2.3. Peranan Stomata
Kekurangan  air di dalam jaringan tanaman dapat  disebabkan oleh kehilangan air yang berlebihan pada saat transpirasi melalui stomata dan sel lain seperti kutikula atau disebabkan oleh keduanya. Namun lebih dari 90% transpirasi terjadi melalui stomata di daun. Selain berperan sebagai alat untuk penguapan, stomata juga berperan sebagai alat untuk pertukaran CO2 dalam proses fisiologi yang berhubungan dengan produksi. Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga. Mekanisme menutup dan membuka-nya stomata tergantung dari tekanan turgor sel tanaman, atau karena perubahan konsentrasi karbondioksida, berkurangnya cahaya dan hormon asam absisat. Stomata berperan penting sebagai alat untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan maka stomata akan menutup sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyak berperan dalam membuka dan menutupnya stomata adalah asam absisat (ABA). ABA merupakan senyawa yang berperan sebagai sinyal adanya cekaman kekeringan sehingga stomata segera menutup.  Mekanisme membuka dan menutup stomata pada tanaman yang toleran terhadap cekaman kekeringan sangat efektif sehingga jaringan tanaman dapat menghindari kehilangan air melalui penguapan (Lestari, 2006).
Intensitas cahaya yang optimal akan mempengaruhi aktivitas stomata untuk menyerap CO2, makin tinggi intensitas cahaya matahari yang diterima oleh permukaan daun tanaman, maka jumlah absorpsi CO2, relatif makin tinggi pada kondisi jumlah curah hujan cukup, tetapi pada intensitas cahaya matahari diatas 50% absorpsi CO2 mulai konstan. (Nasaruddin, 2002).
Kepadatan stomata dapat ditunjukkan dengan kondisi perubahan konsentrasi karbondioksida. Karbondioksida dan intensitas cahaya merupakan adalah satu-satunya faktor yang diketahui dapat digunakan untuk mengendalikan perkembangan stomata dari sel epidermis. Efek dari karbondioksida, pada pertumbuhan daun dapat diketahui dengan mengukur indeks stomata (IS), yang menggambarkan rasio antara banyaknya stomata dengan jumlas sel pada permukaan daun (Johnson, 2002).
Aktivitas stomata terjadi karena hubungan air dari sel-sel penutup dan sel-sel pembantu. Bila sel-sel penutup menjadi turgid dinding sel yang tipis menggembung dan dinding sel yang tebal yang mengelilingi lobang (tidak dapat menggembung cukup besar) menjadi sangat cekung, karenanya membuka lobang. Oleh karena itu membuka dan menutupnya stomata tergantung pada perubahan-perubahan turgiditas dari sel-sel penutup, yaitu kalau sel-sel penutup turgid lobang membuka dan sel-sel mengendor pori/lobang menutup (Halim, 2009).
Stomata membuka karena meningkatnya pencahayaan (dalam batas tertentu) dan peningkatan cahaya menaikkan suhu daun sehingga air menguap lebih cepat naiknya suhu membuat udara mampu membawa lebih banyak kelembaban sehingga transpirasi meningkat dan akan mempengaruhi bukaan stomata. (Salisbury dan Ross, 1995).
Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air kedalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut (solute) didalam cairan sel tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi osmotic sel akan semakin rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka secara keseluruhan potensi air sel akan menurun. Untuk memacu agar air masuk ke sel penjaga, maka jumlah bahan yang terlarut di dalam sel tersebut harus ditingkatkan (Lakitan, 1993).

1.2.4. Tipe-tipe stomata
Ditinjau dari bentuk dan letak penebalan dinding sel penutup serta arah membukanya sel penutup stomata terdiri atas tipe amaryllidaceae, tipe gramineae, tipe mnium, tipe heleborus. Sedangkan ditinjau dari letak sel-sel penutup terhadap permukaan epidermis stomata terdiri atas tipe paneropor contohnya pada tumbuhan mesophyta, tipe kriptopor contohnya pada xerophyta pinus sp dan  ficus sp, tipe menonjol contoh pada tumbuhan teratai (Fahn, 1982)
 Berdasarkan hubungan ontogenetik antara sel penjaga dan sel tetangga, stomata dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu  stomata mesogen, yaitu sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama. Stomata perigen, yaitu sel tetangga berkembang dari sel protoderm yang berdekatan dengan sel induk stomata. Stomata mesoperigen, yaitu sel-sel yang mengelilingi stomata asalnya berbeda, yang satu atau beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama, sedangkan yang lainnya tidak demikian (Dwijoseputro, 1984)

1.3  Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1.3.1 mengamati tipe-tipe stomata pada tumbuhan dikotil dan monokotil.
1.3.2 mengamati struktur epidermis daun dikotil dan monokotil.

1.4  Hipotesis
Stomata antara tumbuhan dikotil yaitu tanaman Zea mays dan tumbuhan monokotil yaitu tumbuhan Citrus sp. Memiliki struktus epidermis dan stomata yang berbeda.














BAB II
METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum tekanan osmosis cairan sel dan potensial air dilakukan pada hari sabtu tanggal 18 April 2013 bertempat di laboratorium terpadu universitas Muhammadiyah Pontianak.

2.2 Alat dan Bahan
2.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada paktikum ini yaitu mikroskop, pisau silet, pinset, pipet tetes, gelas objektif dan penutup.
2.2.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan yaitu aquades, daun Zea mays dan daun Citrus sp yang muda.

2.3 Cara Kerja
Daun Zea mays dan daun Citrus sp yang muda disayat setipis mungkin pada epidermis bagian bawah daun, setelah itu sayatan diletakan di gelas objek lalu ditetesi aquades dan ditutup menggunakan gelas penutup, setelah itu diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran tertentu hingga kelihatan bagian-bagian stomatanya, setelah stomanya kelihatan lalu dugambar dan diberi keterangan.






BAB III
HASIL PENGAMATAN
Table hasil pengamatan
No
Perbesaran
Gambar
keterangan
1
40 x 0.65
Zea mays

a. Sel penutup
b. Sel penjaga
c. Porus
d. Epidermis
2
40 x 0.65
Citrus sp.

a. Penjaga
b. Sel penutup
c. Epidermis
d. Porus


BAB IV
PEMBAHASAN
Stomata adalah bukaan pada epidermis yang sebagian besar terdapat pada bawah daun dan meregulasi pertukaran gas. Stomata dibentuk oleh dua sel epidermis yang terspesialisasi yang disebut sel penjaga yang meregulasi besarnya diameter stomata.
Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup.
Stomata pada daun memiliki dua tipe yakni tipe ginjal dan tipe halter. Tipe ginjal yaitu stomata tampak terbelah 2 seperti ginjal manusia, Tipe halter yaitu pada bagian ujung sel penutup membesar, dinding sel pada ujung-ujung juga membesar, relatif tipis dari pada dinding sel bagian bawah dan sel penutup membuka ke arah sejajar dengan permukaan epidermis
praktikum stomata ini menggunakan bahan untuk tumbuhan monokotil yaitu preparat daun Zea mays dan pada tumbuhan dikotil menggunakan preparat daun Citrus sp. Setiap preparat tersebut diamati dibawah mikroskop untuk melihat tipe stomatanya serta struktur epidermis daunnya dengan perbesaran 40 x 0.65
pengamatan yang dilakukan pada tumbuhan monokotil yaitu pada preparat daun Zea mays (gambar 1) dapat teramati adanya celah, sel penjaga, sel penutup porus dan epidermisnya, pada preparat daun Zea mays yang digunakan. Terlihatnya celah tersebut menunjukkan stomata dalam keadaan terbuka. Berdasarkan tipe-tipe stomata, pada preparat daun Zea mays memiliki tipe gramineae, sedangkan letak sel penutupnya merupakan tipe menonjol. Sebagaimana dikatakan oleh (Dwijoseputro, 1984), ditinjau dari bentuk dan letak penebalan dinding sel penutup serta arah pembukaan selnya, stomata dengan tipe gramineae dimana ciri-cirinya sel penutup berbentuk halter, bagian-bagiannya membesar, dinding sel pada ujung-ujung yang membesar relatif tipis dari pada dinding sel bagian bawah, arah membukanya sel penutup sejajar dengan permukaan epidermis. Pengamatan terlihat struktur epidermisnya teratur disekitar stomata.
Sedangkan pengamatan yang dilkukan pada tumbuhan dikotil yaitu pada preparat Citrus sp (gambar 2) dengan perbesaran 4 X 0.65 diperoleh pengamatan sebagai tanaman dikotil, terlihat bagian stomata yakni celah, sel penjaga dan sel tetangga atau sel penutup. yang memiliki tipe stomata anomositik dengan bentuk sel penutup seperti ginjal yang dikelilingi oleh sel-sel tetangga dalam jumlah yang tidak tertentu, dan memiliki bentuk sel tetangga sama dengan sel epidermis.
Menurut (Lestari, 2005), Tipe stomata yang berbeda ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, habitat tanaman tersebut dan anatomi tanaman itu sendiri. Tanaman dengan kondisi kekurangan air memiliki stomata dengan kerapatan rendah serta memiliki sel buliform berukuran besar dengan kerapatan relative besar. Sedangkan pada kondisi kelebihan air memiliki stomata dengan kerapatan tinggi.

















BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat dipaparkan, pada tumbuhan monokotil yaitu preparat daun Zea mays memiliki tipe stomata tipe gramineae, sedangkan letak sel penutupnya merupakan tipe menonjol. Tipe ini sel penutupnya berbentuk halter, bagian-bagiannya membesar, dinding sel pada ujung-ujung yang membesar relatif tipis dari pada dinding sel bagian bawah, arah membukanya sel penutup sejajar dengan permukaan epidermis. Dan pada pengamatan terlihat struktur epidermisnya teratur disekitar stomata.
Sedangkan pada tumbuhan dikotil yaitu preparat daun Citrus sp, memiliki tipe stomata anomositik dengan bentuk sel penutup seperti ginjal yang dikelilingi oleh sel-sel tetangga dalam jumlah yang tidak tertentu, dan memiliki bentuk sel tetangga sama dengan sel epidermis.

5.2 Saran
Praktikum ini selain perlu ketelitian juga diperlukan keuletan dan keterampilan yang tinggi agar tujuan dari praktikum dapat tercapai.













DAFTAR PUSTAKA

Darlington, C.d. 1929. Chromosome Behavior And Structural Hybridity In The
Tradescantiae. Jurnal Of Genetic. Vol 11 no 21. Hal 207-209

Dwidjoseputro, D. 1984. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.

Fahn, A. 1982. Anatomi tumbuhan. Gadjah Mada Press. Yogyakarta

Halim, A. 2009. Mekanisme Kerja, Biosintesis, dan Peranan Stomata Dalam
Metabolisme. Jurnal Anatomi dan Fisiologi. Vol XVIII. No 2.

Hidayat, E.B. 1985. Anatomi tumbuhan berbiji. ITB. Bandung

Johnson, D.M. 2002. Climate-independent paleoaltimetry using stomatal density
in fossil leaves as a proxy for CO2 partial pressure. Department of
Biology, Wake Forest University, Winston-Salem, North Carolina

Lestari, E.G. 2006. Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan
kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64.
Jurnal Biodiversitas. Vol 7. No 1 hal  44-48

Nasaruddin. 2002. Aktivitas beberapa proses fisiologis tanaman kakao muda di
lapang pada berbagai naungan buatan. Jurnal Agrisistem. Vol 2. No 1

Pandey, B.P. 1982. Plant Anatomy. S chand and company. New Delhi

Salisbury, Ross. 1995. Plant Physiology (Fisiologi Tumbuhan, alih bahasa: D.R.
Lukman dan Sumaryono). ITB, Bandun


Tidak ada komentar:

Posting Komentar